Pontianak, 27 Agustus 2020 – Kebakaran hutan dan lahan merupakan salah satu bencana yang melanda beberapa bagian wilayah Indonesia, Provinsi Kalimantan Barat termasuk kategori daerah yang rentan dilanda bencana ini. Dinas LHK dengan kewenangannya dan dengan segenap kemampuannya melakukan komunikasi, koordinasi secara terpadu untuk mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk pencegahan misalnya tidak hanya aktif pada musim kemarau namun persiapan telah dilakukan sejak dini dalam kurun waktu panjang untuk langkah-langkah pencegahan.
UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan sebagai salah satu organ penting Dinas LHK yang dalam hal ini sebagai pengelola kawasan hutan ditingkat tapak memiliki peran yang besar dengan mempersiapkan diri secara dini menghadapi situasi tertentu yang tidak diinginkan. KPH membentuk brigade karhutla yang terdiri dari personil KPH dan personil masyarakat yang direkrut sebagai tenaga cadangan untuk kegiatan sosialisasi, pelatihan pemadaman dini dan beberapa aktifitas pencegahan terkait lainnya yang berkoordinasi secara intens dengan instansi induk Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengambil dalam langkah-langkah untuk upaya yang telah dilakukan.
Memperkuat kesiapsiagaan ini KPH memerlukan ketersediaan data dan informasi yang memadai diantaranya adalah dukungan ketersediaan data dan peta pendukung lainnya. Beberapa peta yang diperlukan antara lain misalnya Peta Rawan, Peta Sumberdaya, dan Peta Aksebilitas. Dengan tujuan penguatan kapasitas KPH dan penyediaan data dan informasi mengenai status kerawanan karhutla di wilayah KPH maka pada tanggal 27-28 Agustus 2020, Dinas Lingkungan Hidup yang didukung oleh GIZ FORCLIME menyelenggarakan pertemuan Pendampingan Pembuatan Peta Rawan Karhutla Provinsi Kalimantan Barat. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Ibis Pontianak dengan mengundang personil bagian pemetaan 17 (tujuh belas) KPH se Kalimantan Barat dan Manggala Agni Kalimantan Barat.
Kegiatan diawali dengan pengarahan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diwakili oleh Sekretaris Dinas Bapak Ir. Untad Dharmawan, M.Si dan didampingi oleh Kepala Bidang Konsevasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Bapak Marcellinus Rudi, SP, MM, yang menyampaikan tentang pentingnya kesiapsiagaan KPH untuk mengantisipasi perubahan musim dan kejadian bencana dengan melakukan pencegahan secara dini, dan memperkuat penyediaan data dan informasi KPH.
Narasumber pembuatan peta rawan ini adalah Bapak Hendarto Wikarta, S.Hut, M.Sc ahli pemetaan yang dimiliki oleh Dinas LHK dan saat ini sebagai Kepala KPH Kayong Utara yang berpengalaman dalam pembuatan peta rawan karhutla dan beberapa peta lainnya saat bertugas sebagai Kepala Seksi Perencanaan dan Pemantaan Hutan pada KPH Kubu Raya. Pembelajaran ini menjadi bekal untuk berbagi pengalaman penyediaan peta-peta yang diperlukan dengan mengkombinasikan berbagai variasi data dan informasi.
Pertemuan ini juga mendorong diskusi konstruktif peserta untuk membangun kesepahaman mengenai indikator peta rawan yang juga merujuk pada standar nasional pembuatan rawan dan mempertimbangkan kondisi kewilayahan pengelolaan, disepakati beberapa indikator yang akan menjadi pedoman dalam pembuatan peta rawan yang terdiri dari tutupan lahan, data series hotspot, kedalaman gambut (bagi yang memiliki lahan gambut) dan pemanfaatan lahan).
Keluaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya kemampuan peserta dalam penggunaan data dan informasi karhutla serta tersedianya 17 (tujuh belas) peta rawan karhutla wilayah kelola Kesatuan Pengelolaan Hutan dan tersusunnya Peta Rawan Karhutla Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat yang selanjutnya akan dibukukan menjadi dasar informasi bagi KPH dalam mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki untuk intervensi program dan kegiatan terkait karhutla. (fb.hd.js)